hongkong krisis

Hongkong Krisis Populasi, Penduduk Punya Kucing dan Tidak Perlu Bayi

Posted on

SEOAGNCY – Hongkong sudah tergolong sebagai negara maju dan memiliki cukup banyak penduduk dewasa. Negara yang terkenal dengan kemegahan bangunannya, serta sdm yang baik kini mulai terancam.

Sebab para penduduknya mulai berpikir untuk tidak memiliki anak dan membuat keadaan Hongkong krisis populasi semakin terlihat nyata. Hal ini terjadi karena angka kelahiran di negara tersebut menurun alias rendah.

Tentunya keadaan tersebut bisa membuat keadaaan negara menjadi tidak stabil, terutama dengan berbagai fasilitas yang sudah tersedia dengan baik. Dan akhirnya ada beberapa hal yang dilakukan akibat dari menurunnya populasi penduduk ini.

 

Hongkong Krisis Populasi

Seperti kita ketahui Hongkong sudah menjadi negara maju dengan kualitas penduduknya semakin meningkat. Sepertinya semakin maju pemikiran seseorang maka semakin menurun pula keinginan hidup bersama seseorang.

Orang-orang akan berpikir membiaya hidup secara mandiri, atau lebih memilih hidup sendiri. Untuk mengatasi kekosongan tersebut sudah bisa diatasi dengan memelihara hewan peliharaan.

Sehingga berpengaruh pada populasi di negara tersebut, seperti di Hongkong yang sudah mulai terancam. Dan ini berpengaruh pada proses kehidupan yang ada di negara tersebut, seperti;

1. Penutupan Sekolah Dasar

Karena rendahnya angka kelahiran di Hongkong, periode bulan Mei ini setidaknya ada lima sekolah dasar yang terancam tutup atau tidak ada siswa yang mendaftar. Tidak hanya sampai disitu saja, guru, orangtua, serta alumni saat ini sedang melakukan seruan secara emosional.

Yakni dengan cara menandatangani petisi, serta melobi dewan distrik, parlemen dengan harapan bisa menyelamatkan sekolah agar tidak ditutup. Namun keputusan dari pemerintah tentunya berdasarkan data di lapangan.

 

2. Keputusan Penutupan Sekolah

Adanya keputusan untuk penutupan sekolah ini berkaitan dengan jumlah bayi lahir ditahun 2017 hanya 56.5000 bayi saja. Kemudian mereka juga memulai periode sekolah dasar di bulan september mendatang.

Tidak hanya itu saja, sebenarnya jumlah sekolah yang ada di negara tersebut memiliki jumlah yang banyak. Tapi sayangnya jumlah bayi yang lahir terus turun secara berturut-turut dalam lima tahun terakhir yakni sejak 2018.

Yang mana pada tahun 2022 angka kelahirannya sangat rendah, yakni hanya sekitar 32.500 bayi saja yang lahir dan ini membuat krisis populasi semakin terlihat nyata. Bahkan beberapa sekolah pre-school anak sudah ditutup.

Dan tentu selanjutnya penutupan sekolah menengah juga akan terkena imbas, ratusan guru pun otomatis diberhentikan juga kehilangan pekerjaannya. Hal ini ditanggapi secara langsung oleh profesor kesehatan, Paul Yip Siu-fai mengatakan bahwa krisis ini terjadi begitu saja.

 

3. Tren yang Membuat Populasi Menurun

Adanya trend ini dimulai sejak tahun 2018 lalu, namun pihak pemerintahan gagal melakukan antisipasi jadi harus menyiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.

Pasalnya banyak pasangan baru yang menunda untuk memiliki bayi, bahkan beberapa dari mereka tidak berkeinginan memiliki bati sama sekali.

Generasi muda mulai tidak lagi menggunakan konsep keluarga dan melihat kehidupan tanpa anak adalah hal positif. Dan tentunya ini menjadi masalah serius di masa depan.

 

4. Alasan Tidak Ingin Memiliki Anak

Mengambil contoh dari seorang manajer pemasaran yang kini berusia 34 tahun Ah Ying. Dirinya sudah menikah selama tiga tahun, suaminya terbuka memiliki anak namun dirinya tidak menginginkannya.

 

Hal tersebut ia putuskan ketika terjadinya kerusuhan di Beijing tahun 2019 lalu, dimana undang-undang semakin mencengkram dan takut ank-anak akan dicuci otaknya. Beberapa orang juga memilih memiliki hewan peliharaan daripada anak, inilah faktor yang membuat Hongkong krisis populasi. (redaksi: situs slot gacor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *